Sabtu, 22 April 2017

Kisah Dusta Biharul Anwar Dan Sejenisnya , Wahyu Orang Persia






Oleh : Zulkarnain El-Madury


Ini kitab isinya lebih pada kicau kebencian Syiah pada sahabat, juga terkesan asal tulis, benar benar sebuah kedustaan yang diciptakan oleh Syiah. Bahwa menurut versi Syiah berkebangsaan Persia ini, Ali telah menghimpun Al-Quran pada saat Rasulullah meninggal. 

Yang dipandang  tidak benar oleh Umar , karena isi Quran yang isinya mendiskredetkan para sahabat Muhajirin dan Anshar. Selega perut mereka yang berbicara dalam bentuk yang inspiratif ifki atau kedustaan, memamerkan jenis upaya Syiah yang paling kejam dan sades, kalau Umar adalah sosok yang tempramental, penuh niat jahat untuk menghabisi Ali, justru isi kitab yang menjadi fakta. 

Kalau Syiah menanamkan anti sahabat, dan masih dalam retorika kekaisaran Persia yang hirarki dalam kekuasaanya. Iran menghadirkan cerita Umar dalam Bihar al Anwar, adalah bukti,bahwa semua ajaran Syiah 95% adalah wahyu dari Persia , bukan ajaran Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.

1) Majlisi in “Bihar ul anwar” 89/42-43 (http://www.al-shia.com/html/ara/books/lib-hadis/behar89/104.htm):
في رواية أبي ذر الغفاري رضي الله عنه أنه لما توفي رسول الله صلى الله عليه وآله جمع علي عليه السلام القرآن وجاء به إلى المهاجرين والانصار وعرضه عليهم كما قد أوصاه بذلك رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم .
فلما فتحه أبوبكر خرج في أول صفحة فتحها فضائح القوم ، فوثب عمر وقال : يا علي اردده فلا حاجة لنا فيه ، فأخذه علي عليه السلام وانصرف ثم أحضروا زيد بن ثابت وكان قاريا للقرآن ، فقال له عمر : إن عليا جاءنا بالقرآن ، وفيه فضائح المهاجرين والانصار : وقد رأينا أن نؤلف القرآن ونسقط منه ما كان فيه فضيحة وهتك للمهاجرين والانصار ، فأجابه زيد إلى ذلك ثم قال : فان أنا فرغت من القرآن على ما سألتم وأظهر علي القرآن الذي ألفه أليس قد بطل ما قد عملتم ؟ قال عمر : فما الحيلة ؟ قال زيد أنتم أعلم بالحيلة ، فقال عمر : ما حيلة دون أن نقتله ونستريح منه ، فدبر في قتله على يد خالدبن الوليد ، فلم يقدر على ذلك وقد مضى شرح ذلك فلما استخلف عمر سأل عليا عليه السلام أن يدفع إليهم القرآن فيحرفوه فيما بينهم ،
فقال : يا أبا الحسن إن جئت بالقرآن الذي كنت جئت به إلى أبي بكر حتى نجتمع عليه ، فقال علي عليه السلام : هيهات ليس إلى ذلك سبيل إنما جئت به إلى أبي بكر لتقوم الحجة عليكم ولا تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غافلين أو تقولوا ما جئتنا به ، إن القرآن الذي عندي لا يمسه إلا المطهرون والاوصياء من ولدي ، فقال عمر فهل وقت لا ظهاره معلوم ؟ قال علي عليه السلام : نعم إذا اقام القائم 
من ولدي يظهره ويحمل الناس عليه فتجري السنة عليه

2) Feyz Kashani “Safi” 1/43-44 (http://www.rafed.net/books/olom-quran/al-safi-01/03.html)
قال : وفي رواية أبي ذر الغفاري رضي الله عنه أنه لما توفي رسول الله صلى الله عليه وآله جمع علي عليه السلام القرآن وجاء به إلى المهاجرين والأنصار وعرضه عليهم لما قد أوصاه بذلك رسول الله صلى الله عليه وآله فلما فتحه أبو بكر خرج في أول صفحة فتحها فضائح القوم فوثب عمر فقال : يا علي أردده فلا حاجة لنا فيه فأخذه علي عليه السلام وانصرف ثم احضر زيد بن ثابت وكان قارئا للقرآن فقال له عمر إن عليا عليه السلام جاءنا بالقرآن وفيه فضائح المهاجرين والأنصار ، وقد أردنا أن تؤلف لنا القرآن وتسقط منه ما كان فيه فضيحة وهتك للمهاجرين والأنصار . فأجابه زيد إلى ذلك ثم قال : فإن أنا فرغت من القرآن على ما سألتم وأظهر علي القرآن الذي ألفه أليس قد بطل كل ما قد عملتم . ثم قال عمر : فما الحيلة ؟ قال زيد : أنتم أعلم بالحيلة . فقال عمر ما الحيلة دون أن نقتله ونستريح منه . فدبر في قتله على يد خالد بن الوليد فلم يقدر على ذلك وقد مضى شرح ذلك (1) ، فلما استخلف عمر سأل عليا أن يدفع إليهم القرآن فيحرفوه فيما بينهم . فقال : يا أبا الحسن إن كنت جئت به إلى أبي بكر فأت به إلينا حتى نجتمع عليه . فقال علي عليه السلامهيهات ليس إلى ذلك سبيل إنما جئت به إلى أبي بكر لتقوم الحجة عليكم ولا 
تقولوا يوم القيامة إنا كنا عن هذا غافلين أو تقولوا ما جئتنا به إن القرآن الذي عندي لا يمسه إلا المطهرون والأوصياء من ولدي فقال عمر فهل وقت لإظهاره معلوم ؟ قال علي عليه السلام : نعم إذا قام القائم من ولدي يظهره ويحمل الناس عليه فتجري السنة به

Menurut Riwayat Abu Dzaar al Ghifari: Ketika Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam meninggal, Ali berhasil mengumpulkan Quran, kemudian datang pada Muhajirin dan Anshar, dan memperlihatkan Quran itu pada mereka, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepadanya.

Ketika Abu Bakr membukanya, pada halaman pertama . Membuaka halaman  yang mempermalukan mereka.  Kemudian Umar melompat dan berkata:.. “Hai Ali, mengambilnya dari sini, kita tidak membutuhkannya” Ali  mengambil Quran itu, dan meninggalkannya.  Setelah itu mereka menghadirkan  Zaid bin Tsabitdia adalah salah satu dari penulis Quran.  Umar berkata kepadanya:… “Ali datang pada kita dengan membawa Quran, didalamnya tertulis perbuatan buruk muhajirin  dan anshar , Kami memutuskan untuk menuliskan Quran sendiri Jadi kita dapat menghapus dhalaman halaman  yang mencemarkan nama baik muhajirin  dan anshar “. Setelah mengumpulkan Quran, Zaid membawanya kepada mereka dan berkata:   “jiga saya bisa menyelesaikan Al quran sesuai permintaanmu dan menonjolkan Quran dariyang ditulis Ali, bukankah yang demikian dapat membatalkan Quran dengan yang  kau buat”. Umar bertanya:” Bagaimana Caranya
  ?
Zayd mengatakan: ” Kamu lebih tau caranya [kuncinya] “. Umar berkata: “Kami tidak punya pilihan lain selain dengan  membunuhnya [Ali]”. Dia memutuskan untuk membunuh Ali, dengan menggunakan tangan Khalid bin Walid.

Tapi Khalid tidak bisa melakukan hal  itu, hingga masa berlalu Ketika Umar berkuasa, Umar meminta Ali menyerahkan Quran pada mereka, lalu mereka merencanakan untuk merobah Qurang yang diserahkan kepadanya. Lalu Umar Berkata : Hai Aba Al Hasan, Jika engkau datang membawa Al-Quran yang ada padamu, bawalah kepada Abu Bakar , sehingga kita kumpulkan semuanya padanya. 

Lalu Ali Berkata: Tidak Perlu yang demikian itu, Sesunggunya aku akan mebawa Qura itu pada Abu Bakar, sehingga tegak menjadi hujjah atas kalian, dan Engkat tak bisa berbicara pada hari kiamat : Sesungguhnya kami lali dari Quran itu atau Engkau berkata dengan apa yang datang dari aku padamu. Karena sesungguhnya  Al-Quran yang ada padaku adalah Quran yang tidak tersentuh melainkan orang yang suci dari keturunanku [ atau anak anakku]. Umar bertanya: “ Apakah saat kemunculannya diketahui ?” Ali berkata : Benar, bila Mahdi dari keturnanku yang disuciukan sudah tiba, orang orang akan memikulnya dan membawanya keliling 

Dari kitab tersebut, Syiah dengan sengaja menggambarkan Umar sejelek mungkin, karena hanya Umar yang mencaplok kekuasaan Persia, layaklah kalau para Debetar Syiah mati matian membela wahyunya orang Persia yang meletakkan Umar sebagai musuh besar mereka.

Selain dusta besar dalam kitab tersebut, yang beriri pelecehan terhadap Rasulullah, masih banyak kitab kitab haram Syiah yang haram dibaca oleh umat Islam, Kitab Tahayul, Bid’ah dab Khurafat sebagaimana berikut ini
  1. Al Anwar an Nu’maniyahNi’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam melecehkan sahabat Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’, tokoh tersebut memfitnah bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada Iblis karena merebut jabatan khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga menulis berita bohong kalau ayah mertua Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) itu pernah (maaf) terserang penyakit ‘kotor’.

    2. Al Bayan
    Jika pendeta Syi’ah yang lain menyerang kehormatan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) melalui keluarga dan sahabat, Abul Qasim Al Kuu’iy justru melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) sendiri. Dalam kitab ‘Al Bayan’, pemuka umat Syiah itu menuduh Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah menghapus redaksi firman Allah Subhanahu wa-ta’ala tentang keutamaan Ali bin Abu Thalib dalam Surah Al Maa’idah ayat 67.

    3. Al Ihtijaj
    Seorang pendeta Syi’ah bernama Ahmad bin Manshur Ath Thibrisi, dalam kitabnya ‘Al Ihtijaj’ menuduh para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah menghapus ayat-ayat Al Qur’an yang berisi celaan Allah Subhanahu wa-ta’ala (سبحانه و تعالى‎) atas mereka, agar wibawa sahabat tidak jatuh di mata umat Islam.

    4. Ajma’ul Fadha’ih
    Di dalam ‘Ajma’ul Fadha’ih’, Al Mulla Kazhim, salah satu tokoh pengikut Syiah menjanjikan bahwa barangsiapa yang sekali saja melaknat kedua sahabat nabi (Abu Bakar RA dan Umar RA) maka Allah Subhanahu wa-ta’ala (سبحانه و تعالى‎) akan memberinya 70 juta kebaikan, menghapuskan 1 juta kejelekan, dan mengangkatnya 70 juta derajat.

    5. Ar Raudhah minal Kafi
    Seorang tokoh agama Syi’ah, Abu Ja’far Al Kulaini di dalam kitab ‘Ar Raudhah minal Kafi’ memfitnah semua sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah murtad, kecuali 3 orang di antara mereka, yaitu Al Miqdad bin Al Aswad RA, Abu Dzar Al Ghifary RA, dan Salman Al Farisy RA.

    6. As Sujud ‘Alaa at Turbah al Huseiniyah
    Dalam ‘As Sujud ‘Alaa at Turbah al Huseiniyah’, Asy Syihristani membuat informasi bohong, bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) pernah mengatakan kalau Allah Subhanahu wa-ta’ala (سبحانه و تعالى‎) hanya menerima shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala, Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) pernah memerintahkan para wanita Muslimah untuk meratapi jenasah Hamzah bin Abdul Muthalib RA yang gugur dalam Perang Uhud, bahkan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) pernah menyebutkan keutamaan sujud di atas kuburan Husein bin Ali RA.

    7. Ash Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim
    Dalam kitab ‘Ash Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim’, pendeta Syi’ah bernama Zainuddin Al Bayadhi telah melakukan pelecehan secara khusus terhadap sahabat Utsman bin Affan RA, dengan memfitnah bahwa menantu Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) tersebut sebagai orang (maaf) banci, serta pernah (maaf) meniduri seorang tahanan wanita yang akan dihukum rajam.

    8. Awa’ilul Maqalaat
    Muhammad An Nu’man, salah satu pemuka umat Syiah, menuduh bahwa para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) yang menjadi oposan pemerintahan Ali bin Abu Thalib, adalah sebagai orang yang (maaf) murtad, sesat, terlaknat, dan kekal di dalam neraka jahanam.
    9. Bihar al Anwar
    Kitab ‘Bihar al Anwar’ karangan Muhammad bin Bagir Al Majlisi, memfitnah ‘Aisyah RA, istri Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) sebagai seorang perempuan yang (maaf) lemah iman dan lemah akal.

    10. Fashlul Khitab
    Dalam ‘Fashlul Khitab’, pemuka umat Syiah bernama Husain Muhammad Ath Thibrisi menulis bahwa kitab suci Al Qur’an yang berada di tangan umat Islam telah mengalami perubahan (modifikasi) dan penyimpangan (distorsi).

    11. Hadits al Ifk
    Pendeta Syi’ah bernama Abu Ja’far Al Kulaini adalah ‘tukang’ tulis banyak kitab pelecehan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Kitab ‘Hadits al Ifk’ merupakan salah satu karangannya yang menghina kedua istri Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), yaitu ‘Aisyah RA dan Hafshah RA, sebagai (maaf) perempuan kafir seperti istri Nabi Nuh AS dan istri Nabi Luth AS.

    12. Haqqul Yaqin
    Muhammad Bagir Al Majlisi, seorang tokoh Syiah, dalam ‘Haqqul Yaqin’ menyatakan bahwa tidak sempurna iman seseorang sebelum ia membenci para sahabat nabi, terutama Abu Bakar, Umar, Utsman, Mu’awiyah, ‘Aisyah, Hafsah, Hindun, dan Ummul Hakam, serta orang-orang yang mengikuti mereka.

    13. Miftahul Jinan
    Kitab ‘Miftahul Jinan’ adalah buku panduan wirid umat Syi’ah yang berisi kalimat-kalimat laknat atas 2 ayah mertua Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) (Abu Bakar RA dan UMar RA), serta kalimat-kalimat laknat atas 2 istri Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) (‘Aisyah RA dan Hafshah RA).

    14. Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar
    Kitab ‘Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar’ karangan Abu Hasan Al Aamili pun juga menuduh para sahabat baginda nabi telah melakukan penghapusan sejumlah ayat dalam Al-Qur’an.

    15. Syarh Nahjih Balaghah
    Ibnu Abil Hadid, salah satu tokoh Syi’ah, dalam kitab ‘Syarh Nahjih Balaghah’, merendahkan derajat para sahabat Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) sebagai orang-orang yang tidak memiliki keutamaan. Bahkan dengan sangat berani ia menuduh dosa para sahabat lebih besar daripada dosa orang-orang dari kalangan non-sahabat.

    16. Tafsir al ‘Ayasyi
    Muhammad Al ‘Ayasyi, salah satu tokoh Syiah tidak tanggung-tanggung dalam memfitnah kedua istri Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), ‘Aisyah RA dan Hafshah RA. Al ‘Ayasyi menulis berita dusta bahwa Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) meninggal dunia karena (maaf) telah diracun oleh ‘Aisyah dan Hafshah.

    17. Tafsir al Quumi
    Ali bin Ibrahim al Quumi dalam kitabnya berjudul ‘Tafsir Al Quumi’, mengatakan bahwa di akhirat kelak 2 sahabat utama sekaligus ayah mertua Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم), yaitu Abu Bakar RA dan Umar RA (maaf) meronta-ronta kesakitan akibat siksaan neraka jahanam, serta menuduh janda Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) bernama ‘Aisyah RA (maaf) berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Thalhah RA dalam perjalanan ke Basrah menjelang terjadinya Perang Jamal.

    18. Tafsir ash Shafi
    Menurut pemuka umat Syiah bernama Al Faidl al Kasyani dalam kitab ‘Tafsir ash Shafi’, Abu Bakar dan Umar (maaf) telah murtad setelah kematian nabi yang juga menantu mereka, Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam.

    19. Tahdzibul Ahkam
    Dalam ‘Tahdzibul Ahkam’, seorang tokoh Syi’ah bernama Ja’far Ash Shadiq menyatakan, bahwa para wanita dari kalangan ahlul bait (keluarga Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)) setara derajatnya dengan wanita Majusi dan (maaf) wanita pelacur.

    20. Ushul al Kaafi
    Di mata umat Islam, Abu Ja’far al Kulaini dikenal sebagai The Character Assassination Maker, mengingat begitu banyaknya kitab karangan tokoh Syi’ah tersebut yang menista Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم). Salah satunya adalah ‘Ushul al Kaafi’, yang mengatakan bahwa para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) telah banyak menghapus isi Al Qur’an, sehingga kitab suci terakhir tersebut tidak utuh lagi, 2/3 bagian hilang dan tersisa 1/3 bagian saja.

    Waspadalah, waspadalah Syiah masuk bukan saja karena ada kesempatan, melainkan karena niat jahatnya yang memaksa Syiah harus meracuni semua umat Islam dengan kitab kitab jahil murakkab.
Sumber: Syiahindonesia.com

Bersilaturahmi Dengan Warga, Dengan Mengikuti Yasinan







Pertanyaan:

Untuk dapat bersilaturahim dengan ibu2 di lingkungan rumah saya, saya mengikuti pengajian yasinan setiap malam Jumat. (Saya pendatang dan aktifitas saya sering di luar rumah jadi otomatis saya tidak banyak bergaul dengan warga). Hanya itu tujuan sy ikut pengajian yasinan. Dalam kegiatan tsb hanya ada tausiah dr pemimpin majelis ta’lim kemudian dilanjutkan zikir dan membaca Yasin Fadhilah. Bacaan surat Yasin diselingi doa doa. Pertanyaan sy apakah saya berdosa ikut kegiatan tsb ? Krn dikatakan bahwa Yasinan itu tdk ada contohnya dari Rasulullah.
Hendrawati (HN-013)

Jawaban:

Wa Alaikum Salam Warohmatullohi Wabarokatuh
Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam. Semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin

Menjalin hubungan baik dengan tetangga merupakan ajaran dalam agama Islam. Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Di antara bentuk memuliakan tetangga adalah mengunjunginya saat sakit, memperhatikan kebutuhannya, salam, senyum saat bertemu, memberu hadiah, tidak mengganggunya, tidak menyakitinya dengan perkataan maupun perbuatan dll.

Adapun batasan dalam menjalin hubungan baik ini adalah selama tidak melanggar batasan-batasan ajaran agama Islam. Jika diadakan acara-acara yang tidak dibenarkan dalam Islam maka tidak boleh ikut serta di dalamnya seperti acara dangdutan dll. Acara Yasinan dan dzikir jamaah termasuk acara yang tidak pernah dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu’alahi wasallam dan para sahabatnya. Sehingga tidak ikut serta dalam acara tersebut berarti lebih taat kepada Alloh subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa serta jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah [5]: 2)

Demikianlah jawaban yang dapat Kami berikan. Semoga bermanfaat.

Wallohu Ta’ala A’lam



Sumber: Hasmi

Apakah Lucifer, Samiri Dan Dajjall Itu merupakan Sosok yang sama?


Pertanyaan:

Assalamu’alaikum ustadz. Saya mau bertanya.
Apakah Lucifer, Samiri Dan Dajjall. Itu merupakan Sosok yang sama?
Terima kasih
Ahmad Sofyan (SF-002)

Jawaban:

Waalaikumussalam warohmatulloh wabarokatuh.
Sebutan lucifer tak dikenal dalam Istilah Islam, kemudian Samiri dan dajjal adalah dua makhluk Alloh subhanahu wata’ala yang berbeda, walaupun keduanya kafir kepada Alloh subhanahu wata’ala.
Samiri adalah seorang kafir dari kaum Nabi Musa sedangkan dajjal adalah makhluk paling kafir kepada Alloh yang akan ada pada akhir zaman dan akan dibunuh oleh Nabi Isa ‘alaihissalam.
Tentang Samiri Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Toha ayat 97:

قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا
“Berkata Musa: “Pergilah kamu, Maka Sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”[ Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia]. dan Sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah Tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya Kami akan membakarnya, kemudian Kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa Abu yang berserakan).”

Samiri terus hidup sendiri tanda dapat bergaul dengan orang lain sebagai hukumannya sampai dia mati.
Wallahu’alam.


Sumber: hasmi